Cara kita memberikan layanan cepat kepada consumer
Coding merupakan pekerjaan yang membutuhkan waktu, tidak pungkiri, meskipun seorang sudah menguasai bahasa pemrograman, coding tetap membutuhkan waktu. Sebelum memulai coding, sebuah mekanisme worflow harus di pelajari untuk melihat bentuk, prinsip kerja, dan juga pilihan stack yang dapat di gunakan untuk membuild sebuah program tersebut.
Di netzku setiap kali ada pelanggan yang order kita selalu membuatkan program bot baru. Waktu adalah masalah utama, tapi netzku adalah project penelitian. Yang di mana setiap kali ada ide, ada informasi, kita akan mempelajari lebih banyak informasi tersebut. Kita menyebutnya sebagai riset, yaitu proses kegiatan mencari cara terbaik dalam mengembangkan program.
Pada proses nya kita menggunakan kerangka kerja dan kode-kode sebelumnya untuk membangun project baru, menggunakan server yang sudah ada sebagai server development dibanding membuild instance mandiri. Makanya setiap sumber kode yang berhasil di ciptakan tidak bisa di jual secara komersil tanpa ada lisensi yang membatasi peredaranya. Kode tersebut dapat di pergunakan tanpa batas salinan.
Awal mulai pembuatan bot telegram memakan waktu berbulan-bulan. Bot pertama yang di buat adalah bot OSINT ( Open source intelegent ), seuatu program di telegram yang menggunakan layanan public api yang tersedia guna mendapatkan data identifikasi. APlikasi ini jarang di manitenance, dan API yang di scraping lebih cepat menambal celah keamanan mereka, sementara proses riset untuk menemukan sumber data baru membutuhkan waktu yang lama.
Berbekal dari sumber kode bot OSINT di kembangkan kembali menjadi bot telegram bot Auto Post Channel, File Sharing, Friends With Benefit, dan Anon Chat. Kode pertama segera menemukan cara baru dalam sebuah pengembangan software, kita belajar banyak dari pengalaman dalam memecahkan masalah dan solusi terkait program bot telegram.
Tahap awal memang sulit mempelajari bagaimana proses mengerjaan dan menyusun data untuk dapat di kirim ke telegram, telegram punya prinsip khusus dalam format pesan. Setiap pustaka telgram punya sedikit perbedaan dalam pengiriman field data agar dapat di pahami dan di format untuk di sajikan ke pengguna akhir.
Web Panel menjadi bagian penting dari bot telegram, banyak yang menolak penggunakan manajemen panel. Pelanggan lebih ingin membuat program yang benar-benar real bot telegram. Tanpa web panel membuat dan mengkonfigurasi bot akan membutuhkan waktu yang sangat lama, bahkan untuk mempelajari jenis fitur dan perintah yang ada di dalamnya.
Telegram juga sangat tidak cocok untuk mengelolah data dalam jumlah besar, mengelolah input dalam jumlah banyak, menampilkan sebuah teks dengan jumlah karakter total lebih dari 1024 kata ( termasuk spasi ). Karena kekurangan inilah model web panel harus menjadi bagian utama yang memfasilitasi bot telegram dalam pengelolaan data, dan konfigurasi bot telegram.
Awalnya satu pelanggan di lengkapi dengan satu web panel yang lengkap dengan konfigurasinya. Satu panel terdiri dari halaman login, reset sandi, management roles, multi pengguna, pengelolah izin hak akses, dan berbagai menu management lainya.
Setelah di nilai, ternyata konsumen tidak membayar dengan harga yang lebih tinggi untuk fitur tersebut, hingga akhirnya di buat Super Panels. Super panels adalah panel yang di gunakan untuk bersama, panel khusus ini mirip seperti manajemen pengelolah server aaPanel, Flask, CyberPanel.
Panel di gunakan untuk memanajement data, menghubungkan users dengan database bot telegram. Dengan adanya layanan panels ini membuat bot jadi lebih cepat, dan memungkinkan kita untuk mengontrol pembayaran daripada harus menggunakan mekanism pembayaran manual yang pada dasarnya menghabiskan banyak waktu.
Sebuah panel baru memfasilitasi
- Menghubungkan pengguna ke program bot mereka.
- Memanajemen pembayaran otomatis dengan payment gateway
- Memberikan sebuah fitur khususu bagi dev kanban board, task, dll.
- Mempermudahkan proses development.
- Dan mempersingkat waktu yang di habiskan untuk penyiapan pekerjaan.
Aplikasi yang di bangun dengan panel terpusat dapat di maintenance dengan baik apabila mengalami bugs masalah, daripada panel yang di distribusikan satu-satu tiap users. Panel yang di distribusikan satu-satu pada bot user, akan sulit apabila terdapat pembaruhan baru atas perbaikan bugs yang di temukan pada panel tersebut.
Selain itu tidak ada juga tip Quality check yang dapat memastikan dan memeriksa apakah panel tersebut bekerja dengan baik, error atau mengalami kendala. Seperti pada kejadian-kejadian sebelumnya, terdapat sebuah kejadian unik di mana perbedaan perilaku browser chrome dan firefox.
Pelanggan Arif, mencoba layanan panel untuk input data, namun data tersebut malah tidak terimpan atau tidak ada perubahan. Setelah di periksa lebih lanjut ternyata efek di sebabkan karena perbedaan perilaku antara chrome dan firefox dalam menjalankan javascript. Bagaimanapun proses penyelesaian dan mencari bugs tersebut membutuhkan waktu 3 hari kerja.
3 hari tanpa dapat pekerjaan baru, 3 hari tanpa menerima penghasilan. Semakin lama, tidak mendapatkan penghasilan dapaat mempengaruhi semua keseluruhan bisnis, kekurangan finansial dapat menyebabkan semuanya jadi berantakan. Jadi effisiensi waktu sangat penting untuk memberikan pelayanan yang murah dan cepat.
Saat ini kerangka kerja yang kita gunakan masih tetap merupakan library yang di kembangkan pada tahun 2021. Ada banyak sekali library/pusataka telegram yang tersedia gratis di github, tapi dalam beberapa kasus pustaka yang di kembangkan sendiri lebih mudah di manitenance daripada menggunakan milik orang.
Kecuali pustaka yang di pakai python, memang terkenal akan keandalan dari pustaka tersebut. Ketika menggunakan python dalam membuat program bot telegram, tantanganya adalah sumber daya. Program bot python menghabiskanbanyak sekali sumber daya untuk memproses data. KIta berusaha meminimalkan penggunaan sumber daya untku dapat menghasilkan produk berkualitas tapi dengan biaya lebih rendah.
Salah satu kunci utama dalam menurunkan harga dan mengejar effiisiensi waktu adalah menggunakan template kerangka kerja sebelumnya untuk membuat project baru. Ketika ada project kita cukup menysun desain ulang struktur yang sudah ada. Lebih hemat waktu daripada mememulai mengembangkan script program dari NOL.
Project penelitian ini akan terus berlanjut sampai kita menemukan solusi yang lebih baik, lebih murah, dan lebih cepat dalam hal penyediaan mini apps. Tantangan selanjutnya adalah skalabilitas, memasang banyak app dalam satu node server yang sama dapat menyebabkan penumpukan jumlah proses, dan lalu lintas data.
Dalam konteks bot telegram, satu bot saja dapat mengirimkan ribuan permintaan. Beberapa bot telegram yang di tambahkan ke grup mungkin akan mengirimkan ribuan hingga ratusan permintaan. Permintaan yang sangat tinggi membuat mekanisme long poling jadi keberatan untuk memproses sejumlah data.
Pada akhirnya harus mengorbankan kecepatan response. Delay/latency akan selalu ada, dalam skalabilitas yang lebih besar project ini akan mencari cara mengembangkan software yang fleksibel ( dapat di install di banyak platform os ), skalabel ( handal dan dapat melayani permintaan yang tinggi ), serta sustainable ( dukungan keberlanjutan untuk memastikan app selalu rutin di update seiring berkembangnya layanan ).