Bot telegram sering kali lebih rumit

Boncos jualan pulsa

Saya mengalami banget kerumitan yang mendalam ketika mencoba mengembangkan program bot telegram. Baik itu untuk penggunaan pribadi maupun menerima order dari client, kerumitan yang saya alami di sebabkan karena program bot berbasis telegram adalah aplikasi aksi tunggal.

Ini artinya, setiap tindakan merupakan satu tindakan aksi yang dapat mempengaruhi satu hal. Padahal, pada dasarnya di dalam sebuah program yang kompleks terkadang kita membutuhkan input lebih banyak. Misalnya, pendaftaran online sering kali di minta memasukan data lebih dari satu, misalnya NAMA, UMUR, ALAMAT.

Ketika kita membuat sistem yang menuntun untuk menginput parameter tersebut, masalah muncul di depan adalah "Bagaimana jika seorang salah input". Jadi terpaksa kita harus membuat sebuah tombol tindakan preview dan konfirmasi setiap kali meng-input data, tombol ini akan memperpanjang program, asumsikan jika ada 20 data yang harus di input secara ber-urutan maka akan lebih rumit lagi.

Jangankan untuk input secara ber-urutan, user telegram sudah terbiasa dengan tindakan cepat. Mereka cenderung melakukan spaming yang dapat memicuh kesalahan dalam proses INPUT. Misalnya, ketika kita membuat sebuah program pendaftaran, setiap user yang mendaftar harus memasukan Nama, setelah respon kemudian harus mengirimkan data sesuai dengan permintaan.

Di sini terkadang ada user yang salah pencet, atau sembarang memasukan data, jadinya proses pendaftaran bisa tetap berlanjut, sementara itu data yang mereka input ada yang salah. Karena telegram merupakan program single aksi, alias satu tindakan maka akan lebih rumit jika harus merancang sistem untuk dapat memungkinkan mereka menyunting ulang apa yang sudah di input sebelumnya.

Dari sini saya belajar dan berfikir, kalau begitu saya yang bikin bot telegram rugi donk. Meskipun fiturnya cuma sedikit, tapi jumlah code yang harus di ketik kan lumayan banyak, algoritma nya gak cuma satu untuk permintaan CRUD saja. Keputusan akhirnya jatuh pada penyederhanaan mekanis,  pertama saya tidak ingin ikut serta lagi dalam proses desain WORKFLOW untuk menentukan sistem mekanisme kerja program.

Kedua, saya mengeluarkan biaya yang relatif tinggi untuk setiap jasa yang di order. Tergantung pada tingkat kerumitan dan waktu pengerjaan, lalu terakhir saya menolak membuat program bot telegram yang konsep nya RUMIT.

 

Ada beberapa bot telegram yang konsep nya rumit, misalnya BOT PPDB, Bot pendataaan, intinya bot yang banyak sekali tombol aksi itu rumit. Apalagi harus menerapkan sistem alogoritma khusus dalam setiap respon. 

Saya juga menambahkan panel khusus untuk mengelolah DATA, untuk menghemat anggaran saya menggunakan 1 domain di pakai bersama untuk panel manajemen nya. Harganya akan serupa dengan patungan, tapi juga bisa membuat saya mendapatkan penghasilan. Dibandingkan 1 domain 1 server, itu akan menelan biaya lebih mahal bisa mencapai 300 ribuan per satu bot telegram yang ONLINE.