Bot notif alert E-Tieketing Telkom menipu

Arif Putra Dinata Penipu

Saya mendapatkan client penipu dari perusahaan telkom, sebut saja nama mereka,  Dinata atau di kenal luas Arif Putra Dinata adalah seorang leadership dari pekerja telkom. Arif sering sekali bermasaslah dengan saya ketika membeli / order bot, dimana penawaran dan harga yang di berikan tidak sesuai, serta keterlambatan pembayaran.

Arif sering sekali membuat atau mengadakan pembelian SaaS tanpa meminta izin dari atasan sehingga selalu bermasalah. Saya berjumpa dengan orang ini sudah lama, sekitaran 6 july 2022. Pertama ia ingin meminta buatkan bot sistem manajemen ticketing alert untuk memfasilitasi laporan antara pekerja di lapangan ke sistem basis data mereka.

Awalnya saya sudah mencurigai kalau si Arif ini penipu, kenapa? Karena setelah negosiasi awal, ia tidak menjawab mau bayar mau lanjut gimana dll. Hanya di biarkan saja, sampai 4 bulan pada akhirnya ia menghubungi kembali dan meminta projectnya di lanjutkan.

Selama saya bekerja sama dengan Arif dimana posisi dia sebagai pelanggan/client selalu bermasalah di pembayaran. Biasanya saya kalau pelanggan sudah repeat order terus menerus, pasti bayar nya di belakang setelah pekerjaan selesai. 

Nah untuk Arif ini cukup berbeda, bayar di belakang justru di jadikan alat untuk menekan saya agar menambahkan fitur sesuai kehendaknya. Kalau tidak di tambahkan ia tidak akan membayar, dan berhubung saya sudah kerja lama di projectnya saya ikuti.

Itu adalah kebodohan bagi saya, selalu mengikuti apa yang dia inginkan padahal di luar batas kemampuan saya. Saya berja 7 hari lebih di projectnya menyelesaikann sebuah permintaan, tapi apa yang terjadi? Tidak di bayar sama sekali.

Di tahun 2023 kita sering bekerja sama, dia sering repeat order. Dia selalu bermasalah ketika ingin melakukan pembayaran, pembayaran telat, tidak terjadwal, tidak di bayar dan tidak konsisten. 

Saya tahu, si Arif ini melakukan pengadaan SaaS tanpa meminta persetujuan dari atasan maupun dari Manajemen keuangan di sana. Bagi orang pribadi harga yang saya tawarkan cukup mahal, karena merupakan aplikasi kelas berat. Tapi, bagi perusahaan harga tersebut sangat murah dibandingkan mereka harus membeli software SaaS yang harganya puluhan juta.

 

Hati-hati terhadap nama arif putra dinata

Banyak nama orang dengan nama tersebut, tapi saya yakin yang satu ini beda. Asal nya dari telkom, pekerja telkom. Dia bukan hanya sering bermasalah dengan saya, tapi dengan banyak orang penyedia jasa SaaS like bot telegram.

Gak mungkin tidak pernah bermasalah, sejak pertama kali project mereka di mulai. Waktu 4 bulan adalah waktu yang sangat lama untuk order dan menikmati jasa developer lain, mungkin karena mereka bermasalah dengan dev tersebut akhirnya pindah ke saya.

Aplikasinya lumayan, aplikasi management alert ticketing telkom. Saya itu sering sih bekerja dengan karyawan telkom, bahkan saya sudah paham kalau di minta alur untuk mengerjakan sistem ticketing untuk kelas app telkom. 

Ada beberapa pelanggan, mereka baik semua, gak seperti Arif ini. Seumur saya menjalankan bisnis baru kali ini menerima pelannggan yang sangat amat pelit, dan juga bermasaslah terus menerus.

Saya nggak mempermasalahkan, mau mereka order banyak atau tidak, yang saya permasalahkan adalah bayarlah dengan proporsi yang sesuai dan dengan waktu yang tepat.  Jangan muluk-muluk, apalagi menunda-nunda pembayaran, sampai ada yang tidak di bayar.

Kemarin, dia minta saya mengerjakan project alert untuk kirim ke grup-grup. Sudah di yakinkan nya, tapi belum beyar, berhubung saya percaya akhinrya saya kerjakan. Setelah di kerjakan dia nggak bayar, dan nggak merespon apapun.

Muhammad Arif Putra Dinata

Penipu

Project sudah selesai di kerjakan

 

Project SaaS Sistem manajement alert Telkom di batalkan

Project anak telkom

Saya membatalkan project mereka secara sepihak sesuai dengan syarat dan ketentuan layanan, dengan alasan karena mereka tidak menghargai seorang developer. Bagaimana tidak, minta nya terlalu banyak, tapi sulit membayar.

Manajement alert ticketing tsel

Bayangkan sekelas perusahaan masa gak punya uang? Padahal harga yang saya tawarkan adalah harga pribadi, bukan harga perusahaan. Harga pribadi jatuhnya 300-900k, kalau harga perusahaan wah bisa 5-10 juta untuk apps, apalagi lisensi sumber code yang penuh.

Tapi saya tidak menyalahkan kantor tempat ia bekerja, saya justru menyalahkan orangnya. Banyak kok pelanggan saya dari telkom, bukan cuma dia. Rata-rata karyawan telkom itu, kalau bikin bot sukanya bikin manajemen alert.

Dengan beragam fitur, ada yang laporan, ada yang pake QR Code, ada yang harus di kasih push alert, pokonya banyak jenisnya. Fungisnya rata-rata sama, untuk mencatat hasil pekerjaan di lapangan dan di simpan ke dalam database.

Sejak di batalkanya kerja sama, saya memilih untuk menghancurkan, menghapus semua data mereka, termasuk cadangan data, kode sumber program, dan berbagai data-data lain. Ini akan mendukung sekali untuk saya, agar tidak bisa lagi menerima tawaran apapun dari mereka.

Jelas saya rugi banget ketika bekerja bersama mereka, hak-hak saya merasa tidak terpenuhi dengan wajar. Bayar sering telat, selelau menekan orang yang bekerja ( udah di kerjain gak mau bayar ), dikit-dikit kemahalan, padahal dia sendiri yang minta banyak fitur.

Untuk WOC Tangerang Bot ini mereka sudah membeli managed server virtual sendiri, terpisah dari saya. Biaya pembelian di keluarkan 6.66$ yang sudah termasuk pajak, perbulan. Dan hanya di kenakan tarif berlangganan 150.000/bulan dengan minimal berlangganan 3 bulan.

Awalnya saya ragu, Apps sebesar ini masih bergantung pada spesifikasi 1 core.  Memangnya perusahaan sana tidak memberikan budget atau alokasi dana. Aplikasi CBT saja, butuh setidaknya minimal 4 Core, dengan 8 GB RAM. 

Aplikasi tersebut berlajan lancar, sampai akhirnya mereka tutup sendiri. Dan saya memutuskan untuk mematikanya, keputusan bulat untuk shutdown adalah ketika Mas Arif order bot, di awal sangat serius sekali. Dan ketika sudah di kerjakan, dan di mintai pembayaran tidak di respon setelah 1 hari. 

Biarin sama-sama rugi, meskipun saya tidak bisa mendapatkan kembali uang yang sudah di belanjakan ke VPS per 3 bulanan. Setidaknya bisa meringankan beban fikiran, kok ada ya orang seperti ini. Heran saya, harusnya sih saling menghargai mereka dapat keuntungan berupa Software siap pakai, saya mendapatkan hak saya.

 

Harga Services

Memang susah menawarkan jasa SaaS pada konsumen indonesia, kalau nggak murah ya nggak laku, tapi cukup lebih baik sektor jasa, dibanding sektor berlangganan. Alasanya karena harga VPS server itu mahal, saya harus fikir ide bagaimana bisa program aplikasi agar dapat di jalankan dengan biaya perbulan minimal 30 ribu.

Sementara harga VPS nya 50 ribu ke atas, saya dapat spesifikasi 1 core, 1 GB RAM, 10GBPs Network, 200Mb Disk I/O, dengan harga 105.000. Apalagi kalau mau di tambahkan DOMAIN, harga domain cukup mahal 160k/tahun.

Dengan harga tersebut tugas saya sebagai IT Management ( Pengelolah ) harus ambil keuntungan dari mana? Saya harus memutar otak, bagaimana agar bot telegram bisa murah ( Biasanya untuk bot sederhana ). Dan saya menemukan bagaimana kalau satu server di bagi, misalnya harga server 105.000 di bagi 4 ( jadi ada 4 orang yang pakai ).

Masing-masing membayar 30.000 x 4 = 120.000, biaya server 104.000 sisanya ada 15 ribu. Itulah hasil komisi yang saya dapatkan dari melakukan pengelolaan / managed server VPS.  Keuntungan yang sangat kecil sekali, harga tersebut bahkan tidak layak. Hanya karena posisi saya sebagai penyedia SaaS, dan ingin memastikan harga tetap murah, mau tidak mau harus terima.

Tapi resikonya adalah server akan crash apabila jumlah permintaan ramai. Pekerjaan untuk memastikan server tetap stabil jadi lebih berat, proses daemon harus di mulai ulang ketika server crash sementara.

 

Di sektor jasa saya mendapatkan penghasilan lebih baik daripada penyewaan layanan mulai dari 150.000 - 1.000.000, ini karena pekerjaanya di lakukan sendiri. Cukup rumit juga mengerjakan permintaan pelanggan yang banyak sekali kemauan. Paling menantang ketika ada yang meminta integrasi dengan API pihak keiga, pengaitan API menuntut saya untuk mempelajari lebih dalam mengenai mekanisme API program tersebut.

Saya berpacu dengan waktu, project pertama saya di selesaikan dalam 1 bulan, project kedua setengah bulan tergantung pengalaman. Untuk project dengan kompleksitas tinggi biasanya akan saya tolak, pengerjaan lama, dan rata-rata pelanggan tidak akan mau membayar dengan harga sesuai.

Pertanggung jawaban saya terhadap project hanya sebatas  Desain/ Rancang Bangun Software  ( PHP, Nodejs, Pyhon, Golang ), Perbaikan terhadap bugs, dan semua error bila ada ( maks 7 hari setelah pemesanan ),  Melakukan maintenance rutin terhadap perubahann Kebijakan telegram,  Memastikan program berjalan sesuai dengan ChartFlow, Menjaga Server, menyediakan backup, dan memonitoring keamanan data.

Saya sangat khawatir saat aplikasi SaaS milik pelanggan ter-index oleh mesin pencari. Ter-index oleh mesin pencari artinya keamanan data akan di uji. Lapisan keamanan data untuk tetap aman adalah menghilangkan jejak digital apapun dari akses publik. Server to Server lebih baik, hanya developer dan pemulik yang tahu.

Pekerjaan kaya gini dibayar dengan harga murah ( commision fees  ) yaitu margin keuntungan yang di dapat dari harga beli virtual server. Ya itulah yang menjadi beban pekerjaan sehari-hari sebagai penyedia layanan SaaS dan integrasi dengan Bot telegram.