Makin ngawur jawaban chatGPT, pertanda apa?

Lahirnya chatgpt membuat perubahan yang cukup besar dalam pola perilaku internet kita semua. Sebelum era chatBOT ai ini, banyak orang menghabiskan waktu mereka untuk browsing, mencari berbagai informasi di internet yang kini makin lama-makin kurang relevan. Banyak informasi diinternet justru di terbitkan oleh situs web besar dengan agenda lain, sehingga informasi yang ada nampak seperti kurang natural, di buat-buat, hanya karena untuk mengisi laporan berita.
Dulu, sebelum era digital berkembang, kita sering mengunjungi blog tetangga, mencari informasi di github, stackoverflow, codepen, phppot, kaskus, serta informasi dari website luar negeri untuk mendapatkan informasi yang lebih baik. Situs web lokal sudah mulai tenggelam, sudah banyak keyword di ambil oleh situs besar seperti Trinbun, Kompas, Kumparan, dan banyak web besar lain.
Mereka mengotori keyword dengan artikel berita yang sama sekali kurang relevan untuk kita, dan setiap kali serarching harus melangkahi halaman 1,2,3 dan seterusnya untuk mendapatkan situs yang benar-benar memmuat informasi yang kita butuhakn. Kegiatan ini cukup melelahkan, menghabiskan waktu.
Kita sih gak membaca berita, baca berita di indonesia itu percuma. Framing yang clickbait, isi artikel di framing seolah-olah benar, konten di bagi jadi beberapa halaman, isi dalam halaman isinya rekomendasi artikel dan full ads. Satu kali reload page sudah di banjiri dengan ADS dan video streaming dari situs web berita.
Kemunculan chatGPT membuat pola aktifitas kita jadi berubah 180 derajat. Permasalahan apapun yang kita alami sehari-hari dapat di tanyakan pada chatBOT ini. Mereka mempunyai segudang basis ilmu pengetahuan yang dapat menjawab pertanyaan, dari berbagai topik dan menemukan jawaba dari internet secara langsung tanpa harus kita habiskan banyak waktu.
Sejak artikel ini di buat, penulis sebenarnya sudah 3 tahun menjadi pengguna setia chatGPT versi gratis. Awal mula chatGPT susah di atur, orang bertanya apa di jawab lain, terkadang sangat liar. Sehingga kalimat pertanyaan yang di lontarkan harus sedikit di ubah, seiring berjalan mereka semakin asik, mudah nyambung, jawabanya selalu tepat sasaran.
Namun terkadang memancing perdebatan, karena ketika kita bertanya bukan berarti kita benar-benar bodoh. Melainkan kita ingin mendapatkan penekanann yang lebih baik dari apa yang kita pahami, disinilah chatGP menghasilkan banyak sekali kesalahan. Saat itu model GPT 3.5 di perkenalkan, daripada model sebelumnya GPT-3.
Pada model GPT-3.5 ini lumayan ada peningkatan, gak perlu susah-susah memberi penjelasan konteks mereka sudah paham. So jadi kita bekerja lebih sedikit, tapi pen AI tak ada hentinya mengubah banyak parameter dan model-model di chatGPT mulai dari GPT-4, GPT-4o, hingga sekarang.
Karena hal itulah kita seperti di jadikan kelinci percobaan, karena setiap kali model nya berubah, kita harus ubah preset, dan juga kadang tidak sesuai. Di banding era dulu, chatGPT sekarang jauh lebih downgrade kemampuan dalam memahami konteks pecakapan.
Perset yang di tetapkan juga membuat kita merasa tidak nyaman, salah satunya yaitu memberikan tambahan jawaban pada konteks yang tidak di tanya. Kita bertanya tentang topik A dia nambahin konteks B, ini menurut saya sangat liar.
Per 2025, hampir setiap hari orang berantem dengan chatGPT, kualitas versi gratis makin downgrade. Sudah beberapa bulan ini chatGPT sudah sangat tidak layak untuk di pertimbangkan, sementara itu model lain seperti Gemini masih tidak bisa di pakai.
Gemini mempunyai sensor yang tinggi, dan lebih banyak menghindari jawaban natural. Hingga apa yang dia berikan sangat kaku, saya sering kali mendatkan error atau penolakan menjawab dari Gemini. Disisi lain claude justru jauh lebih cerdas, mampu memahami pertanyaan dengan baik, menjawab dengan tepat tanpa ada isu liar.
Sampai sekarang ChatGPT masih juga belum pulih, kualitasnya makin menurun. Kita seri bertanya sesuatu dia merespon dengan konteks yang berbeda, kadang juga sering dalam jawaban chatGPT selalu mutar-mutar, tidak konsisten jawaban mereka. Orang nulis SQL minta di perbaiki agar bisa jadi lebih effisien, kita gak minta di jadiin pre-statement, tapi chatGPT malah menambah-nambah di jadikan pre-statement.
Kesimpulanya, memang kita gak bisa nih mengandalkan satu platform jadi andalan utama. Saat platform tersebut berubah kita gak punya pilihan lain, sama seperti ketika ketergantungan pada capcut. Dulu gratis sekarang semua berbayar.